Nge-BLOG lagi...mewariskan sebuah jejak digital entrepreneurship di Indonesia

Alhamdulillah...setelah sekian lama vakum..kali ini mencoba bloging lagi...mengumpulkan sepenggal demi sepenggal sebuah perjalanan entrepreneurship yang selama ini dilalui.

Semoga dengan mulainya bloging ini...bisa menjadi wawasan bagi pembaca semua...walaupun masih banyak kekurangan...yah...maklumlah...

Roseff

Lakukan Kesalahan...dan Belajarlah dari hal itu



Tentunya dalam benak kita masih ingat kata-kata “ Yang salah akan dihukum….” Bahkan dalam ujian UMPT jelas-jelas bila kita salah dalam menjawab soal maka akan mendapat nilai -1 ( dikurangi satu ) bahkan masih mending diam ( tidak menjawab mendapat nilai 0 – NOL ). Sejak dari bangku sekolah dasar bahkan TK sampai perguruan tinggi…kata-kata “ Hukuman bagi yang salah “ begitu melekat sampai-sampai mematikan nilai sebuah kreatifitas

Sebuah konsekuensi yang bertolak belakang dengan hukum alam. Justru kita belajar dari sebuah kesalahan. Saat ini kita bisa berjalan, naik sepeda bahkan nyetir mobil adalah belajar dari saat kita jatuh…atau nabrak. Saya sendiri pernah menabrak tong sampah yang baru dibagikan dari pemda terpental beberapa meter plus sampah yang tumpah. Namun justru dari situ saya bisa belajar, bagaimana seharusnya menekan gas, pedal rem dan memperkirakan posisi kiri-kanan mobil. Saat ini saya bisa menyetir semua jenis mobil…bahkan pingin njajal mobil-mobil premium semacam LEXUS RX 330 atau BMW X6…semoga saja bisa kesampaian tidak hanya menyetir saja tapi juga memilikinya.

Start up Wizzard

Semua start up business dimulai dengan kondisi yang sangat tidak ideal. Mulai dari tim yng belum solid atau belum terbentuk, pengalaman yang belum ada, dan basis pelanggan yang belum terbentuk. Semakin lama pemasukan bisa dihasilkan oleh sebuah bisnis baru, semakin hebat dan berkepanjangan frustasi yang akan dialami oleh pemiliknya.
Kondisi inilah yang akhirnya akan membuat mereka segera menyerah dan menghentikan usaha mereka, lalu bekerja kembali untuk orang lain.
Dari sharing dengan beberapa rekan – teman yang sudah merasakan berdarah-darahnya untuk startup sebuah bisnis, akhirnya terangkum beberapa trik
Fase 1 - Cari yang cepat menghasilkan
Fase 2 - Mulai fikirkan yang berumur panjang
Fase 3 - Buat yang sulit ditiru.


Fase 1 : CARI YANG CEPAT MENGHASILKAN
Janganlah terlalu idealis. Anda lulusan Teknik Sipil tidak harus membuka usaha Kontruksi sejak awal, walau itu memang bidang anda.

Membangun “ Usaha atau Perusahaan” ???



“ Anda ingin membangun usaha atau perusahaan ???” , kata seorang Coach Bisnis kepada saya. Sebuah pertanyaan yang menggelitik – memancing diskusi – dan penuh dengan tanda tanya besar….APA BEDANYA ???

“ Beda..dan itu bagaikan Langit dan Bumi “, katanya menjelaskan melanjutkan diskusi.

“ Wow…sejauh itukah, toh sebenarnya sama saja khan ? Kedua-duanya adalah bentuk dari usaha mandiri atau istilah lain tangan diatas…wirausaha” saya mencoba memberikan sebuah argument.

“ Paradigma itulah yang nanti akan menjadikan seperti apa bisnis anda akhirnya. Keduanya sangat bertolak belakang…beda jauh…dan untungnya…keduanya adalah sebuah PILIHAN ” kata sang Mentor.

Menggali makna sebuah Visi dan Misi Perusahaan

Mengawali sebuah mentoring bisnis, diawali dengan membentuk Visi – Misi - Budaya Perusahaan. Sebelum lebih jauh melangkah ada hal yang yang harus disepakati lebih dahulu definisi dari bisnis.
“ Business is Commercial profitable Enterprise that work without me ”
Menarik benang merah dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Bisnis adalah :
1. Usaha yang menguntungkan
2. Legal – Enterprise (Perusahaan)
3. Bekerja tanpa kehadiran pemilik
Dari pengertian definisi diatas, tampaklah bahwa membangun bisnis tidak hanya sekedar membuat usaha sampingan, mencari kesibukan, atau sekedar mengisi waktu luang dan sebagainya tetapi lebih kepada membangun sebuah perusahaan/badan usaha yang menguntungkan. Dari sini mari kita samakan persepsi kita untuk menelaah beberapa informasi dan kajian selanjutnya.

VISION STATEMENT
Pelajaran mentoring diawali dengan VISION – MISSION STATEMENT serta CORPORATE CULTURE. Mengapa hal itu perlu ???
Kembali kepada definisi “ Business “ diatas, kita kan tahu kekuatan sebuah Visi-Misi-Budaya Perusahaan. Sejatinya…impian / cita-cita / gambaran seperti apa bisnis / usaha yang diinginkan adalah ada diotak sang Founder – Pendiri perusahaan. Founder…tentunya mempunyai sebuah dream seperti apakah kelak gambaran bisnis yang akan dijalankan 100 tahun kemudian bahkan jangka panjangnya.