Maganglah di tempat orang-orang Kaya

Maganglah Di Tempat Orang Kaya

Menghilangkan mental miskin bukanlah pekerjaan mudah. Minder, grogi, kurang percaya diri, adalah beberapa mental miskin yang melekat di banyak orang. Apalagi bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Santri Pesantren Wirausaha Abdurrahman bin Auf (Perwira AbA) Delanggu Klaten yang kebanyakan berasal dari anak tukang becak, pemecah batu, buruh tani, janda miskin pada awalnya juga dirasuki mental miskin.

Untuk mengikis mental miskin, Perwira AbA melakukan berbagai terapi dan cara. Salah satunya, para santri harus tinggal di komunitas orang kaya selama kurang lebih dua bulan. Setelah dibekali dengan berbagai ilmu, attitude, dan keterampilan para santri wajib hidup dan berinteraksi dengan komunitas orang kaya sekaligus belajar bisnis dan menyadap ilmu dari mereka.

Selain menyadap ilmu, para santri harus tetap bisnis dan tidak boleh menggantungkan kehidupan seharí-harinya dengan orang lain. Selama dua bulan para santri menetap di masjid. Para calon wirausahawan ini memiliki kewajiban memakmurkan masjid, praktek bisnis dan berinteraksi dengan jamaah masjid terutama tokoh masyarakat dan pelaku bisnis.

Hasilnya, mental para santri ternyata lebih siap menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Mereka sudah tidak canggung lagi berhubungan dan bergaul dengan lapisan masyarakat manapun. Bahkan beberapa diantaranya malah menjalin bisnis dengan masyarakat dimana para santri menetap selama dua bulan.

“Wah, enaknya punya HP, saya bisa kontak dan ngajak bisnis orang kapanpun” kata salah satu santri yang sudah bisa membeli HP karena praktek bisnisnya selama dua bulan sudah membuahkan hasil. Punya HP untuk memperlancar bisnis bagi Anda tentu hal yang biasa, tetapi bagi anak yang berasal dari kerak kemiskinan itu ádalah prestasi yang perlu dihargai.

Melihat perkembangan dan hasilnya saya teringat buku Rich Dad Poor Dad-nya Kiyosaki antara orang tua kaya dan orang tua miskin. Kalau kita ingin kaya memang perlu magang di kehidupan orang kaya. Tapi jangan lupa, setelah kaya kita harus ingat dari mana asal usul kita. Dan yang lebih penting kita harus punya semangat mendidik dan menghasilkan banyak kader orang kaya baru yang berasal dari keluarga kurang mampu. Insya Allah dengan cara ini kehidupan kita menjadi lebih berkah.

Selamat datang di dunia baru wahai santriku. Saat ini engkau adalah calon orang kaya baru yang kelak menghasilkan generasi beradab, peduli dan memberikan kontribusi untuk negeri.

Adakah yang bersedia menjadi tempat magang santri Perwira AbA dan santri-"santri" lainnya?, hanya dua bulan saja!!.

Salam Epos

Rgd

Andriyadi
www.peluangtour.com

7 Pilar Bisnis dari Virgin Group

Dear rekan rekan action member

Seperti yang pernah saya ulas dalam tulisan pertama. Pada dasarnya pilar bisnis Virgin Group dibagi menjadi tujuh pilar utama.

Ketujuh bidang tersebut meliputi : People, Brand, Delivery, Learning from Mistake and Setbacks, Innovation, Entrepreneurs & Leaderships, and Social Responsility.

People : finding good people and set them free, key success dalam sebuah bisnis adalah mencari orang yang tepat yang akan menjalankan bisnis tersebut. Menurut Richard Branson patokan utama yang harus dipegang teguh adalah karakter dan integritas, passion terhadap bisnis yang akan dijalani dan open minded terhadap ide ide baru. Skill menjadi prasyarat nomor sekian karena semua skill bisnis bisa di pelajari asal kita punya passion yang besar.

Dengan pola bisnis Virgin Group yang hampir semuanya di jalankan melalui ventura, people menduduki deretan teratas dalam prioritas bisnis Virgin Group. Semua karyawan kunci yang diajak bisnis oleh Richard Branson selalu mendapat bagian saham. Sampai dengan saat ini sudah ratusan karyawan kunci Virgin Group yang menjadi milyuner berkat system Ventura yang di jalankan.

Virgin Group juga sangat menghargai kebebasan karyawan dalam inovasi. Semua karyawan harus terbuka, saling berkomunikasi dalam mengemukakan ide dan gagasannya. Tidak ada ide yang bodoh. Ide bodoh adalah ide yang tidak diungkapkan.

Yang rada unik, pada awal awal bisnisnya. Richard Branson sangat percaya bahwa kalau sebuah bisnis karyawannya sudah mencapai 100 orang maka harus di pecah. Dibuat unit bisnis baru. Karyawan yang terlalu banyak tidak akan menumbuhkan kreatifitas dan memperlambat proses pengambilan keputusan.....

Brand and Delivery : Conventional wisdom yang dianut oleh hampir seluruh perusahaan besar dunia adalah focus pada apa yang kita ketahui, focus pada passion dan skill terbaik yang kita miliki.

Dari konsistensi focus dan selalu berusaha mencari perbaikan pada apa yang kita tekuni. Lahirlah brand brand dunia yang sangat besar. Coca Cola & Pepsi focus pada minuman soda. Microsoft, Oracle & SAP focus pada software, Intel focus pada processor dan Nike ataupun Adidas focus pada sepatu olahraga.

Namun Virgin adalah sebuah pengecualian. Virgin merupakan sebuah brand besar yang tidak focus pada hanya satu bidang usaha saja. Lini usahanya merentang dari rekaman, media, penerbangan, telekomunikasi, resort, kebugaran, keuangan, kereta api sampai wisata ruang angkasa. Virgin memiliki keunikan tersendiri.

Lantas apakah Virgin tidaklah focus ? Salah besar kalau kita menyangka Virgin tidak memiliki focus.

Untuk menopang brand yang sangat besar, focus Virgin adalah virgin customer experience. Virgin tidak focus pada produk atau bidang usaha yang digeluti. Tetapi apapun produk dan bidang usaha itu, haruslah memiliki Virgin customer experience.

Fokus pada usaha terus menerus untuk memberikan yang terbaik buat customer, membuat customer merasa istimewa dan bahagia pada setiap produk dengan brand Virgin. Hal ini juga merupakan salah satu filosofi bisnis paling utama dari pendirinya, Richard Branson.

Gaya hidup Richard Branson juga turut mengerek brand Virgin dimata customer. Gaya hidup eksentrik, santai sekaligus pekerja keras, risk taker, fearless, cinta damai, pro lingkungan dan keperdulian yang sangat tinggi pada warga yang kurang mampu.

Salah satu nasehat utama Richard Branson untuk membuat brand kita tetap dicintai customer adalah, “ Dalam bisnis atau produk apapun sebuah brand. Anda harus deliver apa yang dijanjikan. Jangan pernah menjanjikan apapun yang tidak bisa Anda deliver “.

Delivery adalah soal detail. Rincian sampai sekecil mungkin mengenai harapan customer akan produk atau jasa yang kita tawarkan. Kegagalan membuat sebuah rincian harapan customer merupakan awal kegagalan sebuah delivery dan tanda tanda hancurnya sebuah brand.

The devil is in detail. Dalam setiap bisnis yang ingin dimasukinya, Richard Branson selalu minta sebuah perencanaan detail segala aspek bisnis tersebut kepada mitra yang mengajak. Opini pihak ketiga dari masing masing ahli dibisnis itu juga selalu dia mintakan. Tak jarang ahli tersebut kemudian bergabung pula dalam bisnis yang dimasuki ini.

Konsistensi Richard Branson dalam urusan detail inilah yang merupakan kunci sukses dalam setiap bisnis yang dia masuki. Seolah memiliki sentuhan midas, bisnis apa saja yang dimasuki pasti sukses. Tidak sedikit perusahaan yang hampir bangkrut menjadi sukses besar setelah di branding dengan brand Virgin.

Virgin customer experience seolah menjadi mantra jaminan bagi jutaan customer yang dilayani.

Sukses hanyalah milik mereka yang berani bermimpi dan bertindak

Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya berkesempatan mendapat pelajaran
berharga dari seorang pengurus kuburan tentang arti bermimpi dan *take
action* untuk meraih mimpinya. Sekarang ia masih menjadi seorang pengurus
kuburan, bedanya dengan dulu pertama kali saya mengenalnya adalah sekarang
ia mempekerjakan 8 orang untuk membantu tugasnya dan memiliki usaha rental
mobil. Semoga cerita ini dapat menginspirasi dan mematahkan semua alasan yg
sering membuat orang tidak berbuat apa-apa: *"saya tidak punya uang utk
memulai usaha".*

Bang Roy, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang pengurus kuburan yang
tugasnya membersihkan kuburan, menyirami rumput di atas kuburan dan kadang
membantu mengurus penggalian kubur baru ketika ada yang meninggal. Kami
berkenalan ketika ayah saya meninggal dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut.
Berpostur tubuh cukup tinggi, kulit sawo matang terjemur matahari, usianya
sekarang masih awal 30an, menikah dan dikaruniai 1 orang putri.

Hari minggu pagi, saya datang ke Jeruk Purut untuk suatu keperluan
administrasi makam almarhum ayah saya. Memasuki pelataran parkir, saya
melihat 5 mobil warna hitam berbaris rapi disana. "Tumben rame peziarah di
bulan Ramadhan" pikir saya waktu itu. Belum sempat saya keluar dari mobil,
datang mobil daihatsu sirion silver yang masih baru, parkir di dekat mobil
saya. Cukup surprise, karena yang bawa mobil itu adalah bang Roy, sang
pengurus kuburan.

Setelah selesai urusan administrasi, kami berkesempatan ngobrol tentang
banyak hal. Bang Roy cerita, dulu ia hanya bekerja sebagai pengurus kuburan.
Untuk menambah uang belanja, istrinya menjual bunga bagi para pelayat.
Sayangnya, usaha jual bunga itu bersifat sangat musiman. Tidak setiap hari
ada pembeli. Karena itu mereka terus hidup berhemat agar punya simpanan
hingga akhirnya mampu memulai usaha jualan pulsa.

Dari 1 konter pulsa kecil, keuntungan yang didapat ditabung hingga bisa
membuka kios ke-2. Dengan memiliki 2 konter pulsa, uang yang dapat disimpan
menjadi lebih banyak sehingga beberapa bulan kemudian bisa membuka konter
pulsa ke 3, 4, dan seterusnya.

Pada tahun 2003, bang Roy mulai belajar tentang usaha rental mobil dari
kenalannya yang sudah lebih dulu menggeluti usaha tersebut. Tanpa mendapat
bayaran, bang Roy ikut kesana sini dengan kawannya menjalankan bisnis rental
mobil. Pekerjaan mengurus kuburan diserahkan kepada orang lain yg sudah
dianggapnya sebagai adik sendiri.

Hidup hemat, terus berusaha dan menabung. Jurus yang jitu untuk mengumpulkan
modal. Dari usaha jual pulsa, pada th 2004 bang Roy memiliki uang sebesar 33
juta yang digunakannya utk uang muka pembelian mobil Avanza secara kredit.
Mobil ini kemudian diparkir di pelataran pemakaman Jeruk Purut dan dipasang
tulisan besar: disewakan. Alhamdulillah, ada bule yang menyewa mobilnya,
selama 3 tahun digunakan penyewa, cicilan mobil setiap bulannya dapat
tertutupi dari uang sewa.

2007, bule penyewa mobilnya pulang kampung. Mobil avanza miliknya dijual,
uang hasil penjualan mobil tersebut digunakan untuk uang muka membeli 2
mobil baru secara kredit. Lagi-lagi bang Roy menerapkan prinsip menunda
kesenangan. Bukan untuk belanja uang yang didapat dari menjual mobil, tapi
digunakan untuk mengembangkan usahanya. Bisnis bang Roy sempat mengalami
beberapa rintangan. Sudah 3 kali mobilnya dibawa lari penyewa dan
digadaikan. Alhamdulillah, dengan kerja keras dan doa, semua mobil yang
sempat hilang bisa ditemukan. Sekarang bang Roy mulai menemukan system
bisnis rental mobil untuk dirinya, dan sekarang ia telah memiliki 5 unit
mobil untuk disewakan dari berbagai merk.

Dari seorang pengurus kuburan yang harus bekerja keras bersimbah keringat,
bang Roy sekarang telah menjadi pengusaha rental mobil dan jual pulsa. Ia
juga telah memiliki 8 orang pegawai yang membantunya mengurus kuburan. Ia
membangun bisnisnya dengan ketekunan, kesabaran dan keringat. Ia menunda
kesenangan membelanjakan uangnya. Ia mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk
mengubah hidupnya dengan membangun bisnis dari yang kecil hingga menjadi
besar. Subhanallah, Allah telah memberi balasan yang baik atas jerih
payahnya itu.

Bang Roy telah menuliskan mimpinya di atas batu karang. Tidak terhapus oleh
hujan dan angin. Ia tidak mematikan mimpinya hanya karena orang lain tidak
percaya bahwa nasib pengurus kuburan bisa berubah. Ia meniti jalan setapak,
mendaki sedikit demi sedikit hingga ia mencapai puncak batu karang. Ia
berani bermimpi dan ia komitmen dalam mengambil tindakan untuk mencapai
mimpinya.

Bagaimana dengan kita?

Salam Sukses Mulia,

Chaidir a.k.a. Abu Fazila

10 Langkah anti Gagal

Setiap orang memiliki resep bisnis yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
dan karakter orang tersebut. Namun disini saya mencoba menuliskan apa yang
baru saja saya dapatkan pagi ini.

*1. Niat *
Ini adalah awal yang terpenting dalam memulai sesuatu dalam hidup kita.
Apapun yang kita lakukan haruslah diawali dengan niat dan niat itu adalah
niat yang baik. Kalau kita ingin terjun dalam dunia bisnis, berarti kita
harus memantapkan niat kita untuk terjun sepenuhnya kedalam dunia bisnis.
Apapun yang terjadi nantinya akan dirasakan dan dinikmati sebagai
konsekuensi niat kita.

*2. Percaya *
Percaya bahwa bisnis adalah pilihan kita. Percaya bahwa melalui bisnis kita
akan memperoleh apa yang kita inginkan. Dengan kata lain percaya adalah visi
dan *goal setting* kita untuk mencapai tujuan kita dan sekali lagi kita
percaya akan mencapai bisnis kita.

*3. Tekun atau istiqomah*
Setelah kita berniat dan memiliki visi yang jelas, langkah berikutnya
adalah *TAKE ACTION* atau melakukan tindakan. Dan segala tindakan yang kita
lakukan harus berkesinambungan. Sebuah Bisnis tidak akan sukses dalam waktu
satu atau dua hari saja, melainkan butuh waktu dan komitmen kita untuk
membangunnya.

*4. Belajar Benar *
Ada sebagian orang mengatakan bahwa dalam bisnis tidak ada kata benar atau
salah, yang ada adalah untung dan rugi, namun kerugian itu akan berbalik
menjadi sebuah keuntungan yang besar jika kita belajar untuk memperbaiki
kesalahan yang kita lakukan. Terus belajar dengan benar, mempelajari yang
benar, belajarlah pada yang benar-benar bisa, gunakanlah waktu dengan benar,
ciptakanlah sistem yang benar maka hal ini akan mempermudah kita melakukan
bisnis kita dan mengembangkannya menjadi sebuah bisnis yang besar yang
niscaya akan memberikan rejeki pada diri kita serta saluran rejeki bagi
banyak orang.

*5. Fokus, Fokus dan Fokus*
Fokuslah pada niat, visi, apa yang telah kita lakukan dari awal dan apa yang
telah kita pelajari sebelumnya. Fokus adalah salah satu leverage atau
pengungkit paling hebat. Dengan fokus kita bisa mengembangkan, memunculkan,
bahakan menemukan sesuatu yang belum pernah ada dan tidak pernah kita
sangka.

*6. Sabar*
Setelah kita menjalani lima langkah sebelumnya apakah ada jaminan sukses?
jawabannya adalah belum tentu! Manusia hanya dianjurkan untuk berusaha
dengan sungguh sungguh artinya kita berniat untuk berbisnis, memiliki visi
atas bisnis kita, tekun menjalaninya, terus belajar yang benar dan fokus.
Meskipun kita telah melakukannya dengan baik semuanya terkadang masih saja
ada kegagalan. Ketika kita menghadapi kegagalan kita harus bersabar. Apakah
sabar bebarti harus menerima apa yang terjadi? jawabannya adalah YA!, kita
menerima apa yang terjadi dengan terus memperbaiki diri mengapa kegagalan
tersebut bisa terjadi. Berpasrah kepada sang Pencipta akan meringankan beban
kita ketika mengalami kegagalan atau masalah-masalah yang pelik. Ingat!
Kegagalan dan keberhasilan ibarat dua sisi yang berbeda dalam sebuah mata
uang. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Semakin kita menjauhi kegagalan
berarti kita menjauhi kesuksesan. Rumusnya (X+1y) = sukses.
**) X adalah kegagalan , 1y adalah melakukannya lagi dengan memperbaiki
kesalahan sebelumnya.*

*7. Berkuasa*
Jika enam langkah tersebut dilewati maka niscaya kita akan sukses dan
memiliki kekuasaan setidaknya kekuasaan untuk mengatur diri kita, mengatur
ekonomi kita bahkan ekonomi orang lain. *Maka sebaik-baiknya orang yang
memiliki kuasa adalah orang kuasa yang adil*. Jadilah penguasa yang adil!
Adil bagi diri kita, adil bagi keluarga kita, adil bagi orang disekitar
kita, adil bagi lingkungan dan adil bagi Sang Pencipta.

*8. Berbagi*
Apa yang telah kita hasilkan dari bisnis haruslah kita bagi dengan adil.
Manakah haknya orang miskin, mana haknya anak yatim dan manakah yang menjadi
hasil jerih payah kita. Semakin banyak berbagi maka semakin banyak pula kita
mendapatkan.

*9. Kehormatan*
Langkah ke sembilan adalah langkah dimana kita mencapai semua yang kita
inginkan, kesuksesan yang kita dapatkan akan mendatangkan reputasi dan
penghormatan dari banyak orang. Oleh karenanya jagalah kehormatan diri Anda.
Jagalah kehormatan usaha Anda. Hidup itu bukan untuk berbuat benar atau
salah, bukan pula berbuat untuk surga atau neraka, tapi hidup itu berbuat
demi kehormatan kita!

*10. Selalu Ingat*
Selalu ingat diwaktu kita susah. Selalu ingat diwaktu kita bekerja keras,
selalu ingat kepada visi kita untuk mengembangkan usaha, dan yang terpenting
adalah selalu ingat kepada Sang Pencipta.

Demikianlah 10 Langkah Bisnis Anti Gagal, menurut saya bagaimana dengan
Anda?

Ayo Semangat! Terus Bermanfaat dan Bersama Menebar Rahmat!

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Febri A Nazuka

8 Jurang kegagalan dalam bisnis

Berikut ini adalah 8 jurang kegagalan dalam berbisnis yang sebaiknya anda hindari :

1) Tidak berbisnis secara serius

banyak orang yang ingin berbisnis dan hanya menganggap sebagai penghasilan tambahan, ketika anda berpikir bahwa bisnis anda hanya penghasilan tambahan maka yang ada dapat hanya sebagai penghasilan tambahan. Pebisnis sukses sangat serius mengelola bisnisnya dan mencurahkan tenaga dan waktunya untuk memperbesar bisnisnya

2) Memiliki keraguan

Orang sering kali ragu ketika ingin berbisnis, apakah saya bisa? Bagaimana dengan pengahasilannya nanti? Dll. Dan bahkan ketika sudah memulai bisnisnya banyak sekali pengusaha yang masih ragu akan banyak hal. Pebisnis sukses tidak pernah ragu dan berusaha menghasilkan yang terbaik bagi bisnisnya

3) Tidak menginvestasikan waktu untuk menguasai bisnisnya

tidak ada bisnis yang mudah, tetapi bagaimana anda meluangkan waktu anda untuk belajar membangun bisnis anda dan mencari ilmu dari pengalaman dan orang-orang yang sudah sukses dalam bidang yang anda jalankan menentukan berkembang atau tidaknya bisnis anda.

4) Berpikir bahwa bisnis adalah cara kaya yang instan

Tidak ada bisnis kaya yang instan, semua dilalui dengan proses dan kerja keras. Sama seperti halnya anda bekerja, semua dimulai dari kerja keras dan integritas barulah anda dapat mencapai hasil yang anda harapkan

5) Tidak memiliki fokus

banyak pebisnis yang tidak fokus akan tujuan awalnya berbisnis, semula ingin ke tujuan A tetapi dalam perjalanannya menghadapi rintangan dan cobaan kemudian mulai ingin coba-coba bisnis yang lain. Pengusaha yang sukses akan menghadapi semua halangan dan rintangan dengan fokus sampai mereka melewatinya, baru kemudian mereka berpikir jalan lain.

6) Tidak tahu bagaimana mempresentasikan bisnisnya

orang tidak akan tahu dan tidak akan melihat bisnis anda kalau anda tidak dapat mempresentasikan bisnis anda dengan baik, menonjolkan kualitas layanan dan produk dari bisnis anda adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan.

7) Tidak memiliki visi yang jelas

kebanyakan pengusaha hanya mengikuti apa yang sedang menjadi tren saat ini, mereka tidak mempunyai pandangan yang jauh kedepan, dan tidak mempunyai visi atas bisnisnya, sehingga ketika tren itu berubah maka bidang bisnis mereka pun ikut berubah

8) Tidak memiliki goal yang jelas

seorang pengusaha harus memiliki goal atau tujuan yang jelas akan bisnisnya. Dibawa kemana bisnis itu 1 tahun lagi, 5 tahun bahkan 10 tahun kedepan. Banyak sekali pengusaha yang hanya memikirkan proses dan tidak melihat tujuannya. Sehingga bisnis mereka hanya berputar-putar tanpa pernah sampai pada tujuannya.

Salam sukses

JUANDA ROVELIM

Quiz : Cocokkah saya menjadi entrepreneur ???

Cukup jawab *YA* atau *TIDAK* saja

1. Saya berkemauan keras

2. Saya punya alasan yang sangat kuat

3. Saya suka tantangan

4. Saya lebih suka bertindak ketimbang berteori

5. Saya bertanggung jawab penuh terhadap diri dan keluarga

6. Saya tidak suka diperintah dan diawasi

7. Saya suka belajar dari kesalahan

8. Saya suka mengambil inisiatif

9. Saya berpikiran terbuka (open minded)

10. Saya mudah beradaptasi dan bekerja sama dengan orang lain

12. Saya punya ide-ide baru

13. Saya selalu melaksanakan keputusan yang telah dibuat

14. Saya selalu melihat masalah sebagai tantangan

15. Saya suka mempelajari hal-hal baru

16. Saya berani mengambil risiko

17. Saya suka mengikuti intuisi (kata hati)

18. Saya tidak peduli dengan pendapat negatif orang lain

19. Saya selalu ingin tahu

20. Saya ulet, gigih, tidak mudah menyerah

21. Saya dapat menguasai emosi

22. Saya percaya akan diri sendiri

23. Saya punya keyakinan yang kuat

24. Saya punya impian yang jelas

25. Saya bersedia menunda kenikmatan dan berkorban untuk mengejar impian

26. Saya punya model yang menjadi inspirasi

27. Saya suka bekerja keras

28. Saya mandiri, tidak suka bergantung kepada orang lain

29. Saya selalu berpikir positif

30. Saya percaya dengan takdir Tuhan bahwa saya dilahirkan untuk jadi
pemenang

**

*Nilai:*

**

Jika anda menjawab YA sebanyak:

- 26 atau lebih, artinya punya peluang jadi entrepreneur sukses di atas
rata-rata

- 21 sampai 25, anda berpeluang jadi entrepreneur sukses dan financially
free

- 15 sampai 20, masih bisa jadi entrepreneur sedang-sedang saja

- Di bawah 15: wah, kayaknya anda nggak cocok jadi entrepreneur nih.

Sumber: Kompilasi dari berbagai sumber

Konsep 80/20

Ini suatu konsep yang powerful juga. Sebagai seorang yang cenderung lebih
suka bekerja sedikit dan hasil lebih banyak, saya sangat tertarik dengan
prinsip 80/20 atau Prinsip Pareto ini. Menurut prinsip ini, segala sesuatu
di dunia ini yang berlaku bukanlah hukum keseimbangan atau 50/50, melainkan
80/20.

Pak Tung Desem Waringin, mentor saya, selalu bercerita mengenai 20% orang
menguasai 80% uang yang beredar di dunia. Bila seluruh uang yang ada di
dunia dibagi rata setiap orang, hasilnya dalam lima tahun kemudian akan
kembali seperti semula, yang 20% menguasai 80%.
Contoh lain:
- 20% konsumen produk kita menghasilkan 80% penjualan
- 20% produk menghasilkan 80% penjualan
- 20% sebab menghasilkan 80% akibat
- 20% input menghasilkan 80% output
- 20% waktu kerja kita menghasilkan 80% hasil
- 20% uang yang kita investasikan menghasilkan 80% pengembalian
Menarik? Tentu saja.

Sebagai seorang pebisnis anda tentu sudah tahu sejak lama prinsip ini. Saya
pun demikian. Tapi, belum tentu kita telah praktekkan dengan baik. Dalam
mengelola bisnis, saya pun mencoba menggunakan prinsip ini. Awalnya saya
coba-coba dengan menganalisis kecil-kecilan apakah benar prinsip ini juga
berlaku dalam bisnis saya. Saya coba menganalisis pelanggan, produk, waktu
kerja, dan lain-lain. Ternyata, hasilnya selalu mengikuti prinsip 80/20 ini.

Timbul pertanyaan, kalau begitu yang 80% nya adalah sia-sia alias mubazir.
Tentu saja. Namun dengan kita mengenali yang 80% mubazir itu akan membuat
kita bisa memfokuskan upaya ke yang 20% tersebut dan meminimalisir kerugian
dari yang 80% tersebut. Pak Tung sering bilang ke saya bahwa 80% usaha kita
itu sia-sia, 20% nya akan membawa hasil.

Bagaimana caranya kalau kita baru mulai usaha dan belum mengenali yang 20/80
tersebut? Seperti yang saya alami, jalan saja dulu dengan memperlakukan
semuanya sama dan seimbang. “You have to kiss a lot of frogs to find a
prince”. Setelah ketahuan hasilnya dan pola 80/20 nya terbentuk, baru kita
fokus. Artinya 80% waktu, tenaga, sumber-sumber kita gunakan untuk
mengembangkan 20% yang menghasilkan 80% ini. Sisanya yang 20% kita gunakan
untuk yang 80% tapi menghasilkan 20%.

Selamat mencoba.

--
Wassalam,

Badroni Yuzirman,
TDA JKT 0000001-0106
www.manetvision.com I www.roniyuzirman.com I Y!M: roniyuzirman I HP 0812 100
8164

Dibantu mentor...bisnis serasa mudah

Anda malas untuk memikirkan bisnis tapi ingin sukses? Anda baru belajar
bisnis dan ingin langsung sukses? Anda berbisnis sambil kerja tapi bisnis
tetap jalan dengan sukses? Jawabnya: cari mentor bisnis!

Istilah mentor bisnis atau business coach baru dikenal dalam dunia bisnis
belakangan ini. Padahal prakteknya sudah lama dilakukan secara tidak sengaja
di lingkungan bisnis. Mentor bisnis adalah seorang pelaku bisnis yang telah
berpengalaman kemudian membagikan ilmunya kepada pebisnis yang baru mulai
usaha. Di masyarakat kita banyak dipraktekkan misalnya seorang ayah yang
membimbing anaknya atau seorang paman membimbing keponakan.

*Kenapa kita perlu mentor?
*Dengan bimbingan seorang mentor si pemula bisa belajar dan menduplikasi
dari pengalaman sukses sang mentor. Jadi si pemula bisa mengurangi risiko
kesalahan bila melakukan dengan caranya sendiri melalui coba-coba. Dengan
demikian dia bisa menghemat waktu, uang dan tenaga yang terbuang bila harus
coba dan gagal (trial and error).

Dalam dunia bisnis modern, cara ini banyak dipraktekkan. Contohnya dalam
bisnis pemasaran jaringan atau multilevel marketing dan bisnis waralaba. Di
bisnis MLM, keberhasilan seseorang sangat ditentukan dari sejauh mana ia
bisa mencontoh dari seniornya yang sudah lebih dulu berhasil. Begitu pula di
bisnis waralaba. Kita tinggal mencontoh sistim bisnis yang telah teruji
berhasil selama ini.

*Bagaimana caranya mencari mentor?
*
*Belajar kepada kerabat dekat atau atasan.
*Cara ini banyak dipraktekkan di masyarakat kita. Misalnya seorang kemenakan
belajar kepada pamannya, atau seorang pengusaha yang sudah sukses kemudian
membimbing karyawannya. Biasanya orang yang sudah sukses dengan suka rela
membagikan ilmunya. Orang yang sudah sukses biasanya punya sifat
keberlimpahan (abundance). Dia senang bersedekah, memberi ilmu kepada orang
lain dan sebagainya. Cara belajar inilah yang paling efektif, karena belajar
secara langsung. Sudah banyak kita saksikan contoh sukses melalui cara ini.

*Mempunyai mentor pribadi
*Sudah menjadi tren belakangan ini, yaitu mempunyai mentor pribadi yang
bertindak sebagai guru pribadi yang akan mengajari kita seluk-beluk bisnis
yang tidak kita ketahui. Dengan pertemuan rutin, seorang mentor akan
membimbing selangkah-demi selangkah muridnya untuk menjalankan bisnis. Sudah
ada beberapa lembaga dan pribadi yang melakukan hal ini di Indonesia,
seperti: Tung Desem Waringin, Action International (Brad Sugars), Jaringan
Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI), Entrepreneur University, PT. Menara Kadin
Indonesia, dll. Bisnis saya kembali sehat setelah dibimbing secara pribadi
oleh Bapak Tung Desem Waringin. Terima kasih Pak Tung!

*Melalui buku, kaset atau internet*
Bisa melalui buku-buku, audio book atau website dari orang yang telah sukses
kita bisa memperoleh banyak pelajaran berharga. Contohnya: Jay Conrad
Levinson (Penulis buku Guerilla Marketing), Michael E. Gerber (Penulis buku
E-Myth), Anthony Robbins (Penulis Awaken the Giant Within), Harvey Mackay,
Brian Tracy, Zig Ziglar, dll. Saat ini di radio juga banyak mentor yang
siaran melalui radio seperti di SmartFM, Pas FM, Ramako dll.

*Melalui seminar atau pelatihan*
Hampir tiap minggu seminar bisnis dan pengembangan pribadi banyak
diselenggarakan di Indonesia. Kita bisa memperoleh banyak pelajaran darinya.
Seminar-seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pembicara seperti
Tung Desem Waringin, James Gwee, Kafi Kurnia, Hermawan Kartajaya, Ary
Ginanjar, Mario Teguh, Rhenald Kasali, begitu diminati saat ini.

*Apakah menggunakan mentor pasti sukses?* Tidak, kalau nasihat mentor
tersebut tidak anda lakukan. Pada saat mulai mentoring , saya banyak
menganalisa dan membantah. Saya sering mengatakan bahwa idenya mentor itu
mustahil atau tidak masuk akal. Akhirnya setelah saya mulai ‘nurut’, nggak
banyak mikir dan punya sikap mau mencoba, maka hasilnya mulai terlihat.

Kesimpulannya, *saat ini begitu gampang untuk menjadi sukses, karena
sumber-sumber ilmunya berlilmpah.* Buku, internet, majalah, radio, seminar,
pelatihan mengenai pembelajaran bisnis banyak tersebar. Tinggal dipungut.
Tidak seperti dulu, waktu saya kuliah, sangat sulit mencari sumber-sumber
pengetahuan bisnis praktis seperti saat ini. Untungnya, saya sempat ikut MLM
yang cukup banyak membantu saya mengembangkan pribadi dan wawasan bisnis.

--
Wassalam,

Badroni Yuzirman,
TDA JKT 0000001-0106
www.manetvision.com I www.roniyuzirman.com I Y!M: roniyuzirman I HP 0812 100
8164

Saling tukar ilmu...cara murah untuk Sukses bersama

Ada tiga tukang sulap, yaitu tukang sulap A, B dan C. Masing-masing mereka
punya satu trik sulap yang berbeda. Satu tukang sulap hanya punya satu trik.
Kemudian mereka saling bertukar trik sulap. Jadi, setiap tukang sulap
akhirnya punya tiga trik sulap. Masing-maling pesulap tentunya telah
mengeluarkan biaya tertentu untuk mempelajari trik andalannya tersebut.
Dengan saling bertukar ilmu, mereka jadi punya trik lebih banyak dan bisa
menarik penonton lebih banyak tanpa keluar biaya besar.

Dalam dunia bisnis, kita tidak mungkin punya semua keahlian. Mungkin ada
yang jago marketing saja, ada yang lihai produksi saja, ada yang ahli di
teknologi saja, ada yang pakar di SDM dan seterusnya. Bagaimana caranya agar
semua ilmu bisa dikuasai oleh masing-masing pebisnis? Kalau perusahaannya
sudah besar, gampang, tinggal menggaji orang ahli atau cari konsultan yang
mahal. Tapi, kalau masih perusahaan kecil, tentu hal ini jadi kendala
terutama dari segi biaya dan waktu.

Untuk mengatasi kendala biaya dan waktu, masing-masing pengusaha dengan
keahlian berbeda itu bisa saling tukar ilmu. Mereka kemudian membuat
kelompok. Si A yang ahli marketing tapi lemah di produksi saling bertukar
ilmu denan si B yang ahli produksi tapi lemah di marketing. Si C yang jago
teknologi saling tukar ilmu dengan si D yang menguasai SDM. Demikian
terbentuklah suatu kelompok yang saling mendukung dan saling membantu satu
sama lain, untuk kemajuan bersama.

Cara seperti ini sudah banyak dikenal dengan Master Mind Group atau Kelompok
Pemikir Utama. Mark Victor Hansen dan Robert Allen banyak menulis tentang
ini dalam bukunya ‘One Minute Millionaire” dan “Kekuatan dari Fokus”.
Anthony Robbins mempraktekkan dengan membentuk Master Mind Group yang
beranggotakan pebisnis dengan pendapatan minimal 10 juta dollar per tahun.
Pak Tung Desem Waringin pernah cerita kepada saya bahwa dia juga punya grup
seperti ini yang bertemu sebulan sekali. Untuk pertemuan rutin ini, dia akan
menolak tawaran seminar bila jadwalnya bentrok dengan pertemuan grup
tersebut. Katanya, di antara anggota yang lain, saat itu Pak Tung adalah
anggota yang paling miskin!

*Ide saling tukar ilmu ini bisa diterapkan dengan cara lain seperti:
*- *Saling tukar koleksi buku, modul pelatihan, kaset/CD dll.* Ini sudah
saya lakukan dengan beberapa teman. Jadi, setiap akan bertemu, kami
masing-masing membawa sesuatu untuk dipertukarkan, misalnya saya membawa
buku “Multiple Streams of Income”-nya Robert Allen sedangkan kawan saya
membawa CD “Wealth Dynamic”-nya Roger Hamilton.

- *Saling tukar ilmu dari seminar atau pelatihan yang diikuti.* Bisa juga
dua orang kawan masing-masing ikut seminar yang berbeda, kemudian saling
berbagi ilmu yang didapat. Kawan saya pernah patungan dengan beberapa
temannya untuk memodali salah satu di antara mereka untuk berangkat
pelatihannya Robert Kiyosaki di Hawaii. Anggota yang berangkat itu kemudian
ditugasi untuk mengajari ilmu yang diperolehnya tersebut kepada anggota yang
tidak berangkat.

- *Membentuk Master Mind Group.* Anggotanya antara 5 sampai 7 orang saja
dengan syarat misalnya perusahaannya punya omset minimal 5 milyar setahun
dan dari bidang usaha yang berbeda. Grup ini bertemu sebulan sekali dengan
agenda menceritakan perkembangan dan masalah bisnis yang dihadapi.
Masing-masing anggota bisa memberi saran atau ide mengenai permasalahan yang
dihadapi anggota yang lain. Demikian seterusnya.

- *Mengikuti Mailing List bisnis.* Di sini setiap anggota bisa saling
berbagi cerita dan informasi yang bermanfaat bagi yang lainnya. Melalui
mailing list juga bisa ditemukan kontak-kontak bisnis yang sedang dicari,
misalnya seorang pedagang akhirnya bertemu supplier produk yang dicarinya.
Mailing list juga bisa dilanjutkan dengan acara pertemuan “off air” seperti
yang dilakukan oleh Mailing list Kuadran Empat, Marketing Club dan
sebagainya. Saya sendiri merasakan banyak manfaat dari mengikuti mailing
list.

Masih banyak lagi yang bisa dilakukan dalam rangka saling bertukar ilmu
untuk sukses bersama ini. Mungkin anda juga sudah menerapkannya. Sebagai
penutup, saya punya cerita menarik. Beberapa bulan lalu saya berencana untuk
ikut pelatihan Jay Abraham di Singapura. Biayanya sekitar 19 juta rupiah.
Singkat cerita, saya berkenalan dengan seseorang di sebuah seminar. Saya
ceritakan rencana saya tersebut. Dia menyarankan supaya saya membatalkan
niat tersebut. Sebab, dia punya dua modul yang akan disampaikan dalam
pelatihan tersebut. Dia akan berikan fotokopinya, saya tinggal ganti
ongkosnya saja. Akhirnya, saya dapat modul tersebut dengan uang hanya
seratus ribu saja!

Mari kita saling tukar ilmu untuk kesuksesaan bersama. Semoga bermanfaat

--
Wassalam,

Badroni Yuzirman,
TDA JKT 0000001-0106
www.manetvision.com I www.roniyuzirman.com I Y!M: roniyuzirman I HP 0812 100
8164

Engkau tidak akan lebih kaya dari teman-temanmu

Ada sebuah kata-kata bijak yang patut kita renungkan, “ jika engkau ingin mengetahui seseorang lihat siapa temannya”. Disamping itu banyak pula peribahasa atau pepatah yang mendukung kebenaran dari kata-kata tersebut. Seperti jika engkau bergaul dengan pedagang minyak wangi engkau akan mendapat harumnya. Sebaliknya jika engkau bergaul dengan tukang pandai besi engkau akan kena apinya. Atau pepatah lain yang berbunyi “ burung yang warna bulunya sama akan terbang bersama-sama”.

Difinisi teman disini adalah orang sering bersama dengan kita. Baik itu istri, anak atau orang lain. Dan orang yang paling mempengaruhi atau menentukan hidup kita adalah orang yang paling banyak menghabiskan waktu bersama-sama kita.

Sebagaimana pepatah diatas, bahwa burung yang warna bulunya sama akan terbang bersama-sama. Maka manusiapun juga akan berperilaku yang serupa. Orang yang malas, akan bergaul atau berteman akrab dengan orang yang sama malasnya. Tidak mungkin orang yang rajin mau berteman akrab dengan orang malas. Karena mereka mempunyai prinsip yang berbeda. Orang yang malas, berprinsip hidup adalah hidup tidak ada artinya apa-apa. Sehingga waktu yang mereka miliki tidak ada harganya. Sementara orang yang rajin berprinsip hidup adalah pertanggungjawaban yang harus diisi dengan kerja dan karya yang baik dengan optimal. Oleh karena itu waktu bagi mereka sangat berharga.

Begitu pula orang yang suka berhemat dalam mengatur keuangan ,selalu mencari cara bagaimana agar uang yang dimiliki dapat berkembang menjadi besar dan selalu ingin maju akan sulit bergaul dengan orang yang boros. Orang yang berhemat akan merasa sayang membelanjakan uangnya untuk mengikuti sikap boros temannya. Dan orang yang boros akan merasa tertekan bergaul dengan orang dianggapnya pelit tersebut. Oleh karena itu mereka sulit untuk menjadi teman akrab.

Orang yang memiliki kemauan untuk maju, akan merasa senang jika temannya bercerita tentang kemajuan yang telah dicapai dan impian yang akan diraihnya. Bahkan mereka akan memberi saran dan dukungan agar impian temanya segera tercapai. Sementara jika anda bercerita kemajuan dan impian-impian yang akan anda raih kepada oarng yang malas, akan timbul rasa iri dan menganggap anda bermimpi disiang hari bolong. Alih-alih mereka akan mendukung dan memberi saran kepada anda, tetapi mereka justru mematahkan semangat anda. “ ah jangan, ngibullah. Hiduplah yang realities.” Katanya seperti layaknya orang bijak saja. Jika anda bergaul dengan orang malas dan pesimistis energy positip dan semangat anda akan tersedot. Sehingga akhirnya anda akan cenderung seperti mereka, malas dan pesimis.

Sikap rajin , hemat dan selalu ingin maju adalah salah satu kebiasaan orang sukses dan kaya. Sementara sikap malas dan boros baik itu boros terhadap waktu, tenaga dan harta yang dimiliki adalah sikap orang miskin. Dengan demikian maka benarlan judul diatas, “ Engkau tidak akan lebih kaya dari teman anda”.

Dengan melihat kenyataan diatas maka kita harus pandai-pandai didalam memilih teman akrab. Jika anda ingin menjadi orang yang sukses, kaya dan mulia maka berteman akrablah dengan orang-orang yang sudah mendapatkan gelar tersebut menurut pandangan anda. Jika anda merasa tertekan bergaul dengan mereka itu dikarenakan kebiasaan dan prinsip anda dengan mereka berbeda. Itu artinya prinsip dan kebiasaan anda harus diubah dan disesuaikan dengan kebiasaan mereka.

Jika anda tahan dan terus mau bergaul dengan mereka, saya yakin anda akan bisa menyamai mereka atau paling tidak dibawah sedikit dari mereka. Seandainya anda saat ini berada pada level 25 % kemudian anda bergaul dengan orang berlevel 100 %, bukankah itu berarti anda sudah sangat beruntung jika anda bisa naik menjadi 75 % saja?

Oleh karena itu mantapkah langkah anda untuk bergaul dengan orang-orang yang kesuksesannya juah berada diatas anda.

Mungkin barangkali anda merasa minder atau takut bergaul dengan orang-oarng sukses. Mana munkin mereka menerima kita. Mereka kan sibuk. Itu anggapan anda? Apakah mereka dekimikian. Ternyata tidak. Orang sukses memang sibuk tetapi mereka sangat menghargai orang lain dan berkeinginan kesusksesannya diturunkan pada orang lain.

Salam sukses. See you in the top

Membuka usaha itu Mudah....kalau mengurusnya ???

Apa kabar sahabat? semoga baik - baik saja. Sebagian kita dalam milist ini sangat terobsesi dengan cerita - cerita dahsyat dan luar biasa yang amat memancing jiwa muda yang bersemangat untuk segera action. Sebagian lain, sudah kapalan, bertahun - tahun menjalani bisnis. Jatuh - Bangun - Jatuh - Bangun persis lagunya Jande Al - Amin, Kristina.

Ada saja cerita tiap hari dari member TDA yang membuat sebagian lainnya tambah bersemangat. Big Winning bahkan small winning menjadi cerita bahagia. Yang sudah full TDA tambah semangat dan semlenget (panas berkobar - kobar), yang Amphibi makin ingin menancapkan satu kakinya lebih condong ke TDA, yang TDB makin bergairah, membuat surat pengunduran diri yang ke sekian kalinya.

Hampir tidak ada yang keliru dengan ide menjadi entrepreneuer,karena dalam kaitannya dengan penghidupan dan kerja, menjadi pengusaha sebetulnya hanya menyeraskan kemauan fikiran yang merdeka, tidak terikat tapi mengikat diri untuk sebuah kebebasan. Dasar dari wiraswasta sebetulnya juga bekerja, sebagaimana kita dulu (TDB) bekerja. Ada aturan, ada visi, misi, target dan hal lainnya. Cocok jika Valentino Dinsi mengambil judul "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian". Buku itu tentu ditujukan untuk orang yang sudah gajian, para TDB, bukan orang yang tidak pernah menjadi TDB (belum pernah gajian). Sudah wajar adanya,mayoritas kita disini adalah TDB atau mantan TDB. Adakah yang belum pernah TDB sama sekali? Mungkin ada, tapi kecil sekali prosentasenya.

Karenanya kesamaan bentuk aktifitas kerjanya (mencapai target, mengelola pembukuan keuangan dst), menjadi TDB lebih dahulu untuk belajar juga bisa dijadikan langkah yang bagus (jika tidak direkomendasikan), bagi para calon pebisnis yang benar - benar baru pertama kalinya bersentuhan dengan dunia kerja. TDB menjadi semacam tempat pembanding dan belajar tentang : Bagaimana sebuah kerja dan target dijalankan dan dicapai. Hanya saja, harus melihat secara menyeluruh ketika menjadi TDB,bukan pada aktifitas satu posisi saja. Menjadi full TDA berarti harus mengerjakan multi-post seperti: Marketing, Keuangan dan Manajemen. Beda halnya dengan TDB yang cenderung satu posisi saja. Karenanya sekali lagi, selagi menjadi TDB, yang diperlukan adalah kemampuan belajar dari berbagai post dan posisi yang dipegang rekan kerja kita.

Membuka (dan Mengurus) Usaha

Uang pesangon siap sebagai modal, atau tabungan juga sudah cukup membuka satu pintu usaha, semangat dari milist membara, dorongan teman cukup, "cibiran" dari teman KMM makin tidak tertahan, peluang usaha silih berganti menjanjikan surga dollar yang berlipat. Bayangan memiliki usaha besar, rumah besar, mobil besar, kantor besar, waktu banyak, hadir di seminar - seminar pada jam kerja, atau menjadi donatur masjid dan anak yatim atau bayangan - bayangan yang seringkali tidak terjadi jika menjadi TDB, makin jelas terbayang tanpa cela.

Dalam kondisi ini, kondisi real tidak lagi penting. Apalagi ditambah artikel milist hari ini : Untuk sementara, letakkan otak di dengkul kita, bekerjalah!!. Maka otak pun benar - benar diletakkan di dengkul dan bekerja!!

----------- ----------- --------------- ------------ -----

Kejadian di atas tentu tidak sepenuhnya salah, jika benar terjadi. Bob Sadino bilang demikian, kerja dan kerja, Pak Jamil bilang, resepsi saja perlu proposal apalagi hidup! Nah Lo!!

Yang pasti tidak ada jaminan dari keduanya, yang mana yang akan "lebih mudah" menuai sukses. Ini karena kesuksesan, kata orang pintar, ditentukan oleh sikap yang benar (95%) dan skill yang bagus (5%). Tapi Billie PS Liem juga bilang Sukses itu 99% dari keringat (skill).

Dalam sebuah obrolan dengan Pak Roni di rumahnya, diungkapkan kalau banyak sekali dari member yang bahkan belum memiliki konsep bagaimana bisnisnya akan dikembangkan dikemudian hari. Konsep ini perlu sekali karena akan menyangkut langsung dengan bagaimana bisnis kita digarap, termasuk bahkan menentukan cost of production karena nilai jual kepada customer, kata Pak ROni, sebaiknya sudah termasuk biaya pengembangan.

Karenanya, mengurus usaha justru cenderung menjadi lebih menantang ketimbang membuka. Seperti disebutkan, hanya perlu meletakkan otak di dengkul lalu bekerja untuk mengawali bisnis, tapi tidak jika ingin mengembangkannya....

Lutfiel Hakim
YM : lelhakeem

www.speak2sucess.com
www.kursus-bahasa.com

Tukang cuci piring jadi Juragan RM Padang

*KOMPAS.com* - Himpitan ekonomi terkadang memaksa orang keluar dari kampung
asalnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Banyak orang desa merantau
ke kota besar, sekadar untuk mengais sejumput rejeki.

Tak sedikit pula perantau yang menuai cerita sukses di tempat perantauan.
Salah satunya adalah Sono. Pria kelahiran Nganjuk, 46 tahun yang lalu ini,
merasakan bagaimana susahnya hidup di perantauan hingga menuai kesuksesan
seperti yang dialaminya sekarang ini.

Kini Sono dikenal sebagai bos dari empat rumah makan padang di sekitar
Melawai dan Senayan, dengan omzet per hari sekitar Rp 7 juta. Dengan
prestasinya itu, walau hanya lulusan SD, Sono mendapat penghargaan dari
Danamon Simpan Pinjam (DSP) sebagai salah satu nasabah yang terus tumbuh
omzetnya.

Keluarga sono di Nganjuk merupakan keluarga petani. Tak seperti kakak dan
adiknya, anak keempat dari enam bersaudara ini sewaktu muda sudah memutuskan
untuk keluar dari desanya demi memperbaiki ekonomi keluarganya. “Dari enam
kakak beradik, hanya saya yang memutuskan keluar kampung, yanglainnya masih
di desa bekerja sebagai petani,” ujarnya.

Ketika memutuskan merantau ke Jakarta tahun 1980-an, usia sono baru25 tahun.
“Kebetulan ada teman yang mengajak, saya antusias saja. Untuk modal ke
Jakarta saya cari uangdengan berjualan daun jagung lima pikul,” kenangnya.

Dari penjualan tersebut, Sono memperoleh Rp 5.000. “Rp 4.500 saya pakai
untuk beli tiket, sementara sisanya buat bertahan hidup di Jakarta,”
tuturnya.

Sesampainya di Jakarta, kenyataan yang dihadapinya berbeda dengan yang ada
di angan-angan sono. “Saya sempat menganggur dan luntang-lantung di Blok M,”
kenangnya.

Untungnya, ada seorang ibu asal Betawi yang berbaik hati memberikan
pekerjaan sebagai penjaga mobil. “Dari situ akhirnya saya dapat kerjaan
sebagai tukang cuci piring di rumah makan padang dengan gaji Rp 35.000
sebulan,” tuturnya.

Di rumah makan padang itu, sono belajar sedikit demi sedikit cara mengelola
rumah makan. Tak hanya itu, di tempat itu pula sono bertemu tambatan
hatinya, Yatmi, yang juga berasal dari Nganjuk.

Yatmi bekerja sebagai tukang bumbu. Mereka pun memutuskan menikah tahun
1986. Berbekal keterampilan Yatmi mengolah bumbu, mereka berdua kemudian
memberanikan dirimembuka sebuah rumah makan padang sendiri di daerah Kramat
Jati pada 1990. “Modalnya Rp 20 juta dari hasil tabungan saya,” ujar sono.
Dewi fortuna belum berpihak ke Sono.

Lantaran mempercayakan usahanya ke keponakan yang belum berpengalaman, tak
sampai setahun, usaha rumah makan padang Sono bangkrut. Sono dan Yatmi pun
memutuskan pulang kampung ke Nganjuk selama enam bulan. Di sana juga, putra
pertama mereka lahir.

Tak kuat menganggur, Sono dan Yatmi balik lagi ke Jakarta, bekerja sebagai
buruh cuci dan buruh masak di rumah makan padang yang baru. “Waktu itu, gaji
saya Rp 7.500 per hari, sementara istri dua kali lipatnya,” kenang sono.

*Tak patah arang
*
Keinginan untuk mengubah nasib mendorong Sono dan istrinya kembali datang ke
Jakarta. Dengan modal pinjaman, Sono mengawali kebangkitannya dengan
mengakuisisi usaha mie ayam milik sang teman.

Setelah pulang kampung ke Nganjuk, Jawa Timur, karena usaha rumah makan
padangnya bangkrut, Sono dan istri kembali datang ke Jakarta. Di ibukota, ia
kembali meniti hidup sebagai buruh cuci dan buruh masak di sebuah rumah
makan padang di kawasan Blok M. Setelah tujuh tahun mereka melakoni profesi
itu, pada 1999, kesempatan untuk mengubah nasib itu akhirnya datang juga.

Waktu itu, Indonesia sedang mengalami krisis moneter. Salah satu teman Sono,
yang berjualan mie ayam di kawasan Melawai, bangkrut. Sang teman lalu
menawarkan dua gerobak, peralatan pembuatan mie ayam, bangku buat duduk
pembeli, serta semua mangkuk dan sumpit kepada Sono.

Semuanya dihargai Rp 700.000. Sono langsung menyambar kesempatan ini. Karena
tabungannya hanya Rp 300.000, ia lalu berutang. Setelah proses akuisisi
selesai, muncul persoalan berikutnya: ia tak mempunyai modal untuk memulai
bisnis mie ayam.

Yatmi, sang istri, tak kehilangan akal. Dengan modal Rp 50.000, ia membeli
jagung, kacang, ubi dan pisang yang kemudian ia olah menjadi aneka makanan.
Selama tiga hari, sang istri nyambi berjualan makanan sembari menjalani
rutinitas sebagai buruh masak. Hasilnya, uang Rp 50.000 itu berbiak menjadi
Rp 150.000.

Dari duit inilah mereka mulai berjualan mie ayam. “Saya sampai ingat
harinya. Tanggal 23 bulan 10 tahun 99,” ujar bapak tiga anak ini penuh haru.
Ternyata, dagangan Sono laku keras. Bumbu mie ayam buatan Yatmi benar-benar
cocok dengan selera para pekerja di sekitar Melawai. “Jualan pertama, omzet
saya hanya Rp 73.000 per hari. Lama kelamaan naik jadi Rp 200.000 per hari,”
ujarnya.

Dari hasil jualan mie ayam, Yatmi dan Sono mengembangkan bisnis baru. Mereka
lalu bisnis nasi gulai dan lagi-lagi laku keras. Setelah gulai, mereka mulai
menambah menu masakan padang. “Mulanya hanya sepotong-sepotong, lama-lama
banyak juga,” ujar Sono. Dengan tambahan nasi gulai dan nasi padang, omzet
Sono naik jadi Rp 500.000 per hari. Keadaan ini berlangsung sampai setahun
kemudian.

Pada 2000, semua pedagang kaki lima di kawasan Blok M, terutama di sekitar
Melawai, diharuskan membeli kios. Waktu itu harga kios Rp 21,160 juta.
Karena tabungannya hanya Rp 1 juta saja, Sono mengajukan pinjaman ke PD
Pasar Jaya.

Tahun itu pula, Sono melepas bisnis mie ayam dan nasi gulainya. Ia fokus
berjualan nasi padang di Melawai, Blok M. Mereka menamai usahanya Rumah
Makan Padang Pak Son. “Omzetnya waktu itu sekitar Rp 2 juta per hari.
Sehingga, pada 2003, semua utang ke PD Pasar Jaya dan ke koperasi lunas,”
kenang bapak 46 tahun berbadan gempal ini. Dalam kurun waktu tersebut, Sono
juga meminjam modal dari Danamon Simpan Pinjam Rp 25 juta. Sampai akhir
2004, Sono dan istrinya bisa membuka cabang nasi padang di Melawai Plaza.
Waktu itu, untuk menyewa tempat, Sono butuh Rp 2 juta per bulan.

*Kiosnya terbakar

*Namun, malang bagi Sono, pada 2005 kebakaran hebat melanda Blok M. Tak
terkecuali kiosnya yang ikut terbakar. Akibat kejadian itu, Sono dan istri
pun harus rela berjualan di lapak penampungan hingga tahun 2008. Meski
begitu, justru sejak itulah usahanya terus meningkat. Sebab, ketika banyak
pedagang kaki lima memprotes pembangunan pusat perbelanjaan modern Blok M
Square, Sono justru menuai berkah dari pembangunan mal tersebut. Lantaran,
banyak pekerja proyek mal tersebut menjadi pelanggan di rumah makan padang
miliknya.

Akibatnya, omzet penjualannya meningkat menjadi sekitar Rp 5 juta per hari.
Dengan modal tersebut, Sono mengembangkan rumah makannya hingga menjadi enam
cabang. Lima rumah makan berada di sekitar Melawai, Blok M. Satu cabang lain
ada di kawasan Senayan.”Untuk mengelola rumah-rumah makan itu, saya mendidik
dulu para keponakan. Karena saya tidak mau peristiwa kebangkrutan tahun 1991
terulang,” ujarnya.

Sono mendatangkan seluruh karyawannya dari Nganjuk. Dengan demikian, Sono
merasa sudah memberikan kontribusi untuk mengangkat keluarganya yang
sebagian besar berprofesi sebagai petani. “Lucu juga, ya, dagangnya masakan
padang, tapi yang punya dan yang melayani jualan orang Nganjuk,” ujar bapak
tiga anak ini sembari terkekeh.

Untuk menambah modal usaha serta memperbanyak kiosnya, sejak tahun 2004,
Sono sudah lima kali meminjam dari Danamon Simpan Pinjam (DSP). Terakhir, ia
mendapatkan dana sebesar Rp 200 juta yang ia gunakan untuk membeli rumah di
Radio Dalam dan mobil untuk menunjang bisnisnya. Rumah itu ia gunakan
sebagai dapur, tempat Sono dan Yatmi beserta tiga orang karyawannya mengolah
aneka lauk serta memasak satu kuintal nasi untuk kemudian disetorkan ke enam
rumah makan mereka.

Keenam rumah makan itu rata-rata memberikan omzet Rp 1 juta hingga Rp 5 juta
per hari. Sayangnya, di bulan puasa 2008, lapak-lapak penampungan Blok M
dibongkar pemda dan pengurus pasar. Kawasan Blok M Square pun ditata lebih
rapi.

Akibatnya, Sono harus rela berpindah tempat. Beruntung, Sono sudah
mempersiapkan tempat yang baru. “Sebelum pembongkaran, saya kontrak tiga los
kios di Jalan Hasanudin 26, Melawai, seharga Rp 9 juta per bulan,” ujarnya.

Meski begitu, tetap saja ia harus merelakan dua lapaknya hilang. Hingga
akhirnya, rumah makannya tinggal empat saja, yakni di jalan Hasanudin, di
dekat Melawai Plaza, kawasan basket Melawai, dan terakhir di kawasan
Senayan.

Lantaran tidak ada pekerja proyek lagi, omzet rumah makan padang Sono di
jalan Hasanudin berkurang dari Rp 5 jutaan jadi Rp 4 jutaan per hari. Namun,
hal itu tidak mempengaruhi kondisi keuangan Sono. Ketiga rumah makan lainnya
masih memberikan omzet sekitar Rp 1 jutaan per hari. Total omzet Sono saat
ini mencapai Rp 7 juta per hari dengan marjin laba mencapai 30 persen.

Sukses Sono menginspirasi sang anak sulungnya untuk mandiri berwiraswasta
membuka bengkel. Tapi, Sono masih memiliki impian yang belum tercapai, yakni
mempunyai rumah makan padang besar setara rumah makan Sederhana yang khusus
melayani kelas menengah atas. “Saya sedang mencari lahannya,” ujarnya.
*(Aprillia
Ika/Kontan)*


--
Wassalam,

Badroni Yuzirman,
To live, to love, to learn and to leave a legacy...

www.manetvision.com
www.roniyuzirman.com
www.twitter.com/roniyuzirman

Teladan Bisnis dari Rasulullah SAW

Kondisi perekonomian dunia yang dipanglimai oleh Amerika Serikat dan
negara-negara barat katanya sedang terpuruk. Saya adalah pengguna aktif
Twitter, sebuah situs social networking, yang setiap saat selalu mendapatkan
berita terkini dari beberapa situs berita yang saya ikuti seperti New York
Times, CNN atau BBC. Beritanya seram-seram. PHK di mana-mana,
keluarga-keluarga di Amerika mulai mengetatkan ikat pinggang.

Saya pun berpikir, kenapa ekonomi negara adi daya itu bisa terpuruk?
Bukankah hampir semua praktisi handal dan pemikir tulen di bidang bisnis dan
keuangan bercokol di sana. Buku-buku bisnis terbaik dan terlaris selalu
berasal dari sana. Bukankah sebagian besar perusahaan Fortune 500 berasal
dari sana? Apa yang terjadi?

Selidik punya selidik, ternyata masalahnya bukanlah karena mereka kurang
ilmu atau sarana pendukung bisnis yang canggih. Mereka punya semua alat itu.
Mereka semua punya senjata untuk memenangkan persaingan bisnis. Masalahnya
bukanlah soal senjatanya, melainkan siapa dan bagaimana menggunakan senjata
itu. Man behind the gun.

Inilah yang kurang disentuh oleh para praktisi dan pemikir bisnis di sana.
Ketika kapitalisme di-leverage sedemikian rupa sehingga kita tidak tahu lagi
bagaimana proses barang bisa menjadi uang dan uang itu pun telah bermutasi
menjadi bentuk-bentuk yang kita sendiri tidak mengerti dari mana asalnya. Di
situlah, peran nurani manusia sebagai pengendali terpinggirkan. Keserakahan
tanpa batas seperti dicontohkan oleh Bernie Madoff dan kawan-kawannya, telah
mengantarkan kapitalisme yang dibanggakan selama ini ke jurang terdalam.

Perusahaan-perusahaan besar itu jatuh bukan karena kalah oleh penguasaan
ilmu manajemen dan teknologi. Mereka jatuh terpuruk karena keserakahan dan
cacat karakter yang dilakukan oleh para pemimpin dan pengelola
perusahaan-perusahaan itu.

Belakangan, banyak buku bisnis mencoba mengangkat kualitas-kualitas terbaik
dari organisasi-organisasi bisnis terbaik. Ternyata mereka menemukan bahwa
peran nilai, budaya dan karakter yang dibangun di organisasi itulah sebagai
ujung tombak kesuksesan mereka. Zappos.com, sebuah toko sepatu online yang
berusia 10 tahun, mencengangkan dunia bisnis online karena diakuisisi oleh
Amazon.com senilai hampir 1 miliar dollar. Kenapa Amazon kepincut dengan
Zappos? Bukankah Amazon secara teknologi dan kemampuan lebih kuat
dibandingkan Zappos? Amazon tertarik dengan Zappos karena budaya pelayanan
dan karakter yang dibangun oleh Zappos yang dikomandani oleh Tony Hsieh yang
inspiratif itu.

Karakter, inilah nilai-nilai yang dibangun dan dicontohkan oleh Rasulullah
sejak berabad-abad lalu. Sebagai muslim, kita sering terpukau dengan
ilmu-ilmu dari barat yang jika ditelurusi ternyata sudah dipraktekkan oleh
Rasul namun kurang kita pahami dengan baik.

Apa saja nilai warisan dari Rasul yang bisa kita tiru sebagai pengikutnya?
Sebagaimana kita ketahui, Rasullullah Muhammad SAW. adalah seorang pebisnis
sukses. Beliau menjalani hidup sebagai pebisnis selama 25 tahun, mulai dari
ussia 15 sampai 40 tahun. Sementara masa kerasulan beliau hanya 23 tahun.

Beliau menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga. Kejujuran (As
Siddiqh) dan kepercayaan (Al Amin) menjadi prinsip utamanya dalam berbisnis.
Beliau juga seorang yang cerdas (Fathonah) dengan memiliki pikiran visioner,
kreatif, dan inovatif. Rasulullah juga pintar dalam mempromosikan diri dan
bisnisnya (Tabligh). Istilah sekarang adalah pemasaran atau marketing.

Keempat kualitas pribadi ini menyatu dalam diri beliau menjadi karakter yang
kuat dan melekatlah personal branding "Al Amin" yang kemudian menjadi
semacam "jaminan mutu" terhadap siapa saja yang ingin berbisnis dan
bertransakti dengan beliau. Maka, terbukalah kesempatan baginya untuk
berbisnis tanpa modal alias dengan menjalankan modal orang lain.

Rasululah menjalankan kerja sama dengan sistem upah maupun bagi hasil
(mudharabah) dengan Siti Khadijah, seorang pengusaha wanita yang kaya.
Kadang-kadang dalam kontraknya Muhammad sebagai pengelola (mudharib) dan
Khadijah sebagai sleeping partner(shahibul maal) dan sama-sama berbagi atas
keuntungan maupun kerugian. Terkadang pula Muhammad menjadi pebisnis yang
digaji/medapatkan upah untuk mengelola barang dagangan Khadijah. Diantaranya
Khadijah pernah mempercayakan kepadanya modal untuk bertolak ke Syiria.

Dalam sebuah pengajian, KH Abdullah Gymnastiar pernah berkisah bahwa
kejujuran adalah sesuatu barang langka di dunia bisnis saat ini. Maka,
ketika muncul seorang pebisnis dengan citra kejujuran di dalam dirinya,
niscaya ia akan menjadi "wealth attractor". Para mitra akan senang berbisnis
dengannya, supplier akan mendahulukan pesanannya, pelanggan pasti tidak
tertipu dengan janji-janji yang diberikannya, karyawan pun tentu akan lebih
loyal kepadanya.

Seorang kerabat saya beberapa bulan lalu kehilangan 3 buah ruko berikut
isinya hangus terbakar api. Miliaran rupiah jerih payahnya selama
bertahun-tahun hancur dalam sekejap. Secara hitungan bisnis, ia sudah tamat.
Sulit untuk bangkit lagi. Tapi kenyataan berbicara lain. Dalam waktu tidak
lama bisnisnya bangkit lagi dan bahkan melebihi besaran bisnis sebelum
terbakar. Kenapa? Karena mitra suppliernya mendukungnya dengan sepenuh hati
agar bisnisnya bangkit kembali. Mereka memberikan barang dagangan tanpa
perlu pembayaran dan jaminan apa pun. Reputasinya yang baik dan kejujurannya
telah menyelamatkannya dan membangkitkan bisnisnya kembali. Itulah contoh
dari teladan Rasulullah yang telah dibuktikan keberhasilannya.

Selain jujur, Rasulullah juga seorang pebisnis yang smart. Kecerdasan beliau
berbisnis juga sangat diakui. Beliau pernah menjual barang dagangan dan
meraih keuntungan dua kali lipat dibanding pebisnis-pebisnis yang lain.
Ketika Khadijah mendapatinya dengan keuntungan yang sangat besar yang belum
pernah diraih siapapun sebelumnya maka Khadijah memberikan keuntungan yang
lebih besar daripada yang telah mereka berdua sepakati sebelumnya.

Dari uraian di atas tergambar bahwa Rasulullah adalah seorang pelaku bisnis
yang sangat sukses di jamannya. Ada dua prinsip utama yang patut diteladani
oleh kita sebagai ummatnya dalam berbisnis. Pertama, uang ternyata bukanlah
modal utama dalam berbisnis. Bisnis bisa dilakukan tanpa modal uang sama
sekali. Personal branding beliau yang dikenal sebagai "Al Amin" atau dapat
dipercaya adalah pengungkit utama kesuksesan bisnisnya.

Kedua, kecerdasan berbisnis atau kompetensi sangat diperlukan dalam
mengembangkan bisnis. Modal uang tanpa kecerdasan bisnis tidak ada artinya.
Seluk beluk aktivitas bisnis harus dikuasai dengan baik.Rasulullah
mengetahui seluk beluk berbisnis sejak dini ketika magang bersama pamannya.
Beliau mengetahui di mana pasar yang membutuhkan produknya dan di mana
sumber-sumber produk tersebut untuk dijual.

Beliau mengetahui bahwa untuk menjalankan bisnis yang sukses dan
berkelanjutan harus ditempuh dengan cara-cara yang baik pula. Teladan ini
semakin selaras dengan temuan-temuan mutakhir teori ekonomi dan bisnis
modern. Teori-teori itu semakin mendekatkan kepada ajaran-ajaran mulia dari
Rasulullah SAW.

--
Wassalam,

Badroni Yuzirman,
To live, to love, to learn and to leave a legacy...

www.manetvision.com
www.roniyuzirman.com
www.twitter.com/roniyuzirman