Membuka usaha itu Mudah....kalau mengurusnya ???

Apa kabar sahabat? semoga baik - baik saja. Sebagian kita dalam milist ini sangat terobsesi dengan cerita - cerita dahsyat dan luar biasa yang amat memancing jiwa muda yang bersemangat untuk segera action. Sebagian lain, sudah kapalan, bertahun - tahun menjalani bisnis. Jatuh - Bangun - Jatuh - Bangun persis lagunya Jande Al - Amin, Kristina.

Ada saja cerita tiap hari dari member TDA yang membuat sebagian lainnya tambah bersemangat. Big Winning bahkan small winning menjadi cerita bahagia. Yang sudah full TDA tambah semangat dan semlenget (panas berkobar - kobar), yang Amphibi makin ingin menancapkan satu kakinya lebih condong ke TDA, yang TDB makin bergairah, membuat surat pengunduran diri yang ke sekian kalinya.

Hampir tidak ada yang keliru dengan ide menjadi entrepreneuer,karena dalam kaitannya dengan penghidupan dan kerja, menjadi pengusaha sebetulnya hanya menyeraskan kemauan fikiran yang merdeka, tidak terikat tapi mengikat diri untuk sebuah kebebasan. Dasar dari wiraswasta sebetulnya juga bekerja, sebagaimana kita dulu (TDB) bekerja. Ada aturan, ada visi, misi, target dan hal lainnya. Cocok jika Valentino Dinsi mengambil judul "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian". Buku itu tentu ditujukan untuk orang yang sudah gajian, para TDB, bukan orang yang tidak pernah menjadi TDB (belum pernah gajian). Sudah wajar adanya,mayoritas kita disini adalah TDB atau mantan TDB. Adakah yang belum pernah TDB sama sekali? Mungkin ada, tapi kecil sekali prosentasenya.

Karenanya kesamaan bentuk aktifitas kerjanya (mencapai target, mengelola pembukuan keuangan dst), menjadi TDB lebih dahulu untuk belajar juga bisa dijadikan langkah yang bagus (jika tidak direkomendasikan), bagi para calon pebisnis yang benar - benar baru pertama kalinya bersentuhan dengan dunia kerja. TDB menjadi semacam tempat pembanding dan belajar tentang : Bagaimana sebuah kerja dan target dijalankan dan dicapai. Hanya saja, harus melihat secara menyeluruh ketika menjadi TDB,bukan pada aktifitas satu posisi saja. Menjadi full TDA berarti harus mengerjakan multi-post seperti: Marketing, Keuangan dan Manajemen. Beda halnya dengan TDB yang cenderung satu posisi saja. Karenanya sekali lagi, selagi menjadi TDB, yang diperlukan adalah kemampuan belajar dari berbagai post dan posisi yang dipegang rekan kerja kita.

Membuka (dan Mengurus) Usaha

Uang pesangon siap sebagai modal, atau tabungan juga sudah cukup membuka satu pintu usaha, semangat dari milist membara, dorongan teman cukup, "cibiran" dari teman KMM makin tidak tertahan, peluang usaha silih berganti menjanjikan surga dollar yang berlipat. Bayangan memiliki usaha besar, rumah besar, mobil besar, kantor besar, waktu banyak, hadir di seminar - seminar pada jam kerja, atau menjadi donatur masjid dan anak yatim atau bayangan - bayangan yang seringkali tidak terjadi jika menjadi TDB, makin jelas terbayang tanpa cela.

Dalam kondisi ini, kondisi real tidak lagi penting. Apalagi ditambah artikel milist hari ini : Untuk sementara, letakkan otak di dengkul kita, bekerjalah!!. Maka otak pun benar - benar diletakkan di dengkul dan bekerja!!

----------- ----------- --------------- ------------ -----

Kejadian di atas tentu tidak sepenuhnya salah, jika benar terjadi. Bob Sadino bilang demikian, kerja dan kerja, Pak Jamil bilang, resepsi saja perlu proposal apalagi hidup! Nah Lo!!

Yang pasti tidak ada jaminan dari keduanya, yang mana yang akan "lebih mudah" menuai sukses. Ini karena kesuksesan, kata orang pintar, ditentukan oleh sikap yang benar (95%) dan skill yang bagus (5%). Tapi Billie PS Liem juga bilang Sukses itu 99% dari keringat (skill).

Dalam sebuah obrolan dengan Pak Roni di rumahnya, diungkapkan kalau banyak sekali dari member yang bahkan belum memiliki konsep bagaimana bisnisnya akan dikembangkan dikemudian hari. Konsep ini perlu sekali karena akan menyangkut langsung dengan bagaimana bisnis kita digarap, termasuk bahkan menentukan cost of production karena nilai jual kepada customer, kata Pak ROni, sebaiknya sudah termasuk biaya pengembangan.

Karenanya, mengurus usaha justru cenderung menjadi lebih menantang ketimbang membuka. Seperti disebutkan, hanya perlu meletakkan otak di dengkul lalu bekerja untuk mengawali bisnis, tapi tidak jika ingin mengembangkannya....

Lutfiel Hakim
YM : lelhakeem

www.speak2sucess.com
www.kursus-bahasa.com

Tidak ada komentar: