Maganglah di tempat orang-orang Kaya

Maganglah Di Tempat Orang Kaya

Menghilangkan mental miskin bukanlah pekerjaan mudah. Minder, grogi, kurang percaya diri, adalah beberapa mental miskin yang melekat di banyak orang. Apalagi bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Santri Pesantren Wirausaha Abdurrahman bin Auf (Perwira AbA) Delanggu Klaten yang kebanyakan berasal dari anak tukang becak, pemecah batu, buruh tani, janda miskin pada awalnya juga dirasuki mental miskin.

Untuk mengikis mental miskin, Perwira AbA melakukan berbagai terapi dan cara. Salah satunya, para santri harus tinggal di komunitas orang kaya selama kurang lebih dua bulan. Setelah dibekali dengan berbagai ilmu, attitude, dan keterampilan para santri wajib hidup dan berinteraksi dengan komunitas orang kaya sekaligus belajar bisnis dan menyadap ilmu dari mereka.

Selain menyadap ilmu, para santri harus tetap bisnis dan tidak boleh menggantungkan kehidupan seharí-harinya dengan orang lain. Selama dua bulan para santri menetap di masjid. Para calon wirausahawan ini memiliki kewajiban memakmurkan masjid, praktek bisnis dan berinteraksi dengan jamaah masjid terutama tokoh masyarakat dan pelaku bisnis.

Hasilnya, mental para santri ternyata lebih siap menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Mereka sudah tidak canggung lagi berhubungan dan bergaul dengan lapisan masyarakat manapun. Bahkan beberapa diantaranya malah menjalin bisnis dengan masyarakat dimana para santri menetap selama dua bulan.

“Wah, enaknya punya HP, saya bisa kontak dan ngajak bisnis orang kapanpun” kata salah satu santri yang sudah bisa membeli HP karena praktek bisnisnya selama dua bulan sudah membuahkan hasil. Punya HP untuk memperlancar bisnis bagi Anda tentu hal yang biasa, tetapi bagi anak yang berasal dari kerak kemiskinan itu ádalah prestasi yang perlu dihargai.

Melihat perkembangan dan hasilnya saya teringat buku Rich Dad Poor Dad-nya Kiyosaki antara orang tua kaya dan orang tua miskin. Kalau kita ingin kaya memang perlu magang di kehidupan orang kaya. Tapi jangan lupa, setelah kaya kita harus ingat dari mana asal usul kita. Dan yang lebih penting kita harus punya semangat mendidik dan menghasilkan banyak kader orang kaya baru yang berasal dari keluarga kurang mampu. Insya Allah dengan cara ini kehidupan kita menjadi lebih berkah.

Selamat datang di dunia baru wahai santriku. Saat ini engkau adalah calon orang kaya baru yang kelak menghasilkan generasi beradab, peduli dan memberikan kontribusi untuk negeri.

Adakah yang bersedia menjadi tempat magang santri Perwira AbA dan santri-"santri" lainnya?, hanya dua bulan saja!!.

Salam Epos

Rgd

Andriyadi
www.peluangtour.com

Tidak ada komentar: